KOMPAS.com - Setiap hari, hidup Anda tidak jauh dari meminta anak mematikan televisi, membereskan mainan, hingga menyuruhnya mandi. Dan permintaan ini seringnya tidak hanya diucapkan sekali, melainkan harus berkali-kali. Tak heran juga bila Anda juga kerap harus setengah menjerit agar anak mau mendengar dan melakukan apa yang diminta. Faktanya: Ketika Anda berteriak, "Ayo dong, kamu dengar ibu, tidak?", sebenarnya anak Anda mungkin memang tidak mendengar. Bukan karena suara Anda kurang keras, tetapi karena cara menegur kita kurang efektif. Hasilnya sama saja dengan ketika Anda mengomel panjang-pendek kepada pasangan atau customer service di mal -hanya diiyakan tapi tidak dilakukan. Jadi, bagaimana supaya Anda tidak perlu "tarik urat" setiap kali meminta anak melakukan sesuatu? Coba terapkan 4 tips ini: 1. Jangan bersaing dengan layar televisi, video games, dan suara musik. Percuma saja Anda bicara ketika mereka sedang fokus ke arah lain, karena mereka tidak akan mendengarkan. Matikan televisi dan musik, atau minta anak meletakkan game-nya sebentar, barulah bicara dengannya. Lihat berapa banyak Anda dapat belajar tentang
ketika Anda mengambil sedikit waktu untuk membaca sebuah artikel baik diteliti? Jangan lewatkan pada sisa informasi yang besar ini.
2. Minta dia menatap Anda. Anak-anak akan merasa Anda serius kalau mereka diminta melihat ke arah Anda. Jadi, ketika sekali Anda bicara dan dia tidak dengar, katakan padanya, "Coba kamu lihat ke sini. Ibu lagi ngomong, nih." Setelah matanya menatap Anda, barulah ulangi permintaan Anda. 3. Jangan menjerit. Di satu sisi, menjerit dapat memuaskan rasa jengkel Anda karena tidak diperhatikan. Namun, di lain pihak, jeritan Anda dianggap anak sebagai tanda bahwa Anda marah. Dia tidak akan memahami lagi bahwa yang Anda inginkan adalah dia membereskan mainannya. Tidak heran kalau bukannya beranjak, dia malah akan duduk manis tapi tidak melakukan apa yang Anda minta. Utarakan keinginan Anda dengan suara yang tenang dan tegas, maka pesan Anda akan segera diterima dengan baik. 4. Kalimat retoris tidak akan mempan. Mungkin saja anak tidak akan menanggapi saat Anda mengomel, "Berapa kali, sih, Ibu harus beritahu kamu supaya menaruh baju kotor di keranjang?" Tapi pesan ini tidak akan sampai ke benaknya dan ia akan tetap meninggalkan baju kotornya di kamar. Jadi, daripada buang waktu dan tenaga dengan kalimat-kalimat retoris seperti ini, lebih baik katakan langsung apa yang Anda inginkan, "Taruh baju kotormu di keranjang. Sekarang." Sumber: Shine
ketika Anda mengambil sedikit waktu untuk membaca sebuah artikel baik diteliti? Jangan lewatkan pada sisa informasi yang besar ini.
2. Minta dia menatap Anda. Anak-anak akan merasa Anda serius kalau mereka diminta melihat ke arah Anda. Jadi, ketika sekali Anda bicara dan dia tidak dengar, katakan padanya, "Coba kamu lihat ke sini. Ibu lagi ngomong, nih." Setelah matanya menatap Anda, barulah ulangi permintaan Anda. 3. Jangan menjerit. Di satu sisi, menjerit dapat memuaskan rasa jengkel Anda karena tidak diperhatikan. Namun, di lain pihak, jeritan Anda dianggap anak sebagai tanda bahwa Anda marah. Dia tidak akan memahami lagi bahwa yang Anda inginkan adalah dia membereskan mainannya. Tidak heran kalau bukannya beranjak, dia malah akan duduk manis tapi tidak melakukan apa yang Anda minta. Utarakan keinginan Anda dengan suara yang tenang dan tegas, maka pesan Anda akan segera diterima dengan baik. 4. Kalimat retoris tidak akan mempan. Mungkin saja anak tidak akan menanggapi saat Anda mengomel, "Berapa kali, sih, Ibu harus beritahu kamu supaya menaruh baju kotor di keranjang?" Tapi pesan ini tidak akan sampai ke benaknya dan ia akan tetap meninggalkan baju kotornya di kamar. Jadi, daripada buang waktu dan tenaga dengan kalimat-kalimat retoris seperti ini, lebih baik katakan langsung apa yang Anda inginkan, "Taruh baju kotormu di keranjang. Sekarang." Sumber: Shine
, orang lain yang perlu tahu tentang
akan mulai aktif mencari Anda.
No comments:
Post a Comment