Sunday, March 20, 2011

Kisah Tragis PDS HB Jassin

info mutakhir tentang Harga Jual Blackberry iPhone Laptop Murah tidak selalu hal yang termudah untuk mencari. Untungnya, laporan ini mencakup Harga Jual Blackberry iPhone Laptop Murah info terbaru yang tersedia.
JAKARTA, KOMPAS.com--Gonjang-ganjing Pusat Dokumentasi Sastra HB Jassin terus menggelinding. Surat Keputusan Gubernur DKI yang menetapkan pusat dokumentasi sastra Indonesia terbesar di seluruh dunia hanya mendapat anggaran Rp50 juta per tahun telah menuai kegeraman di kalangan sastrawan dan ilmuwan yang peduli dengan warisan literasi yang tak ternilai harganya itu.

Lantaran SK Gubernur DKI Jakarta itulah, PDS HB Jassin bisa terancam tutup. Mafhumlah, dengan anggaran cuma Rp50 juta per tahun, itu artinya tak mencukupi untuk membayar pegawai dan perawatan secara memadai.

Dalam tulisannya di Kompasiana, penulis dan pemerhati sastra Linda Djalil menulis, "Uang memang bukan segalanya. Namun, bila upaya penyelamatan maha karya Sastra Indonesia yang puluhan ribu  jenis itu tidak memperoleh sokongan keuangan yang pantas, tentu ini membuat hati perih. Dan bangsa ini terasa diremehkan.   SK (Surat Keputusan) Gubernur DKI Jakarta tertanggal 16 Februari 2011, yang ditandantangani langsung oleh Fauzi Bowo menyatakan jelas-jelas, bahwa Pusat Dokumentasi Sastra HB Jassin, hanya memperoleh anggaran Rp 50 juta setahun.

Siapa yang tak terhenyak membaca surat itu? Apalagi, yang biasanya dana untuk PDS HB Jassin masuk dalam kelompok  dana untuk  Dewan Kesenian Jakarta, Gedung Kesenian Jakarta, Institut Kesenian Jakarta dan Badan Pengelola Pusat Kesenian Jakarta Taman Ismai Marzuki ini, kini masuk dalam ˜bangsa Teater Tanah Air, maupun Sanggar Roda. Bayangkan, tempat yang berisi puluhan ribu maha karya Sastra Indonesia ini digolongkan dalam kategori sanggar, yang hanya layak memperoleh Rp 50 juta saja pertahun.

Tahun-tahun sebelumnya, PDS HB Jassin sempat memperoleh Rp 500 juta tiap tahun. Kemudian, turun menjadi Rp 300 juta. Tahun lalu pengelola gudangnya ilmu para seniman, sastrawan, dan peneliti dalam dan luar negeri ini sudah ngos-ngosan menerima dana yang disunat menjadi Rp 164 juta. Kini, lebih terkapar lagi  Sekali lagi, Rp 50 juta yang diterima perpustakaan ini!

Jelas sudah, betapa pemerintah Indonesia khususnya pemda DKI, yang notabene memang adalah payung dan menjadi naungan bagi PDS HB Jassin sejak  1976 ini, kini bagai ˜mendadak lupa akan kewajibannya untuk turut memelihara warisan dan kebudayaan nasional yang amat tak ternilai ini.  Lagi-lagi, membaca angka Rp50 juta untuk pembiayaan 12 bulan membuat orang sah-sah saja menganggap pelecehan terhadap karya bangsa sedang berlangsung dan bisa saja akan terus berulang-ulang berlangsung. Saya juga penasaran, darimana perhitungan angka segitu bagi perpustakaan raksasa ini?

Apakah pihak pemda selama ini pura-pura tidak tahu bahwa untuk biaya pengasapan buku saja sudah habis Rp 40 juta sendiri dan pemeliharaan dengan pengasapan idealnya dua kali setahun dilakukannya agar buku tidak mudah hancur dan dimakan ngengat?  Belum lagi  penggajian 14 pegawai yang sudah sebegitu setia berada di tempat itu dengan gaji yang sangat minim, tetapi mereka tetap memiliki kecintaan yang berlebih terhadap tempat itu.

Tak dapat saya bayangkan betapa banyaknya guliran air mata Doctor Honoris Causa  HB Jassin, Paus Sastra Indonesia yang begitu besar jasanya bagi kesusastraan Indonesia, apabila ia masih hidup. Sebagai seorang pengarang ternama, ia juga amat teliti dan tekun mengumpulkan ribuan dokumentasi sastra sejak tahun 1932.

Berbagai tulisan tangan para pengarang saat mulai menuliskan naskahnya, biografi maupun coretan koreksian dan surat menyurat para penulis karya sastra juga melengkapi karya itu sendiri sebagai barang yang sudah menjadi sebuah buku. Klipingan koran masa lalu dari zaman  sebelum Perang Dunia kedua sampai setelah Indonesia merdeka plus dokumentasi penting setelah Orde Baru 1966, seluruhnya semula tersebar di Gang Siwalan  nomor 3 dan rumahnya di Gang Kecapi nomor 8 rumah saudaranya.

Jika Anda menemukan diri Anda bingung dengan apa yang Anda sudah membaca hingga saat ini, jangan putus asa. Semuanya harus jelas pada saat Anda selesai.

Selebihnya ia titipkan di Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, jalan Diponegoro 82.  Jerih payah HB Jassin tak sia-sia. Dengan akte notaris tertanggal 28 Juni 1976, resmilah Yayasan Dokumentasi HB Jassin yang terletak di kawasan Taman Ismali Marzuki tercipta.  Ribuan koleksi  naskah itu menjadi milik antara Pemda DKI Jakarta dan Yayasan Dokumentasi Sastra  HB Jassin.  Siapa lagi kalau bukan Gubernur Ali Sadikin saat itu, yang memberikan dorongan penuh untuk tujuan mulia ini.

Selain ribuan buku, naskah drama, potongan surat kabar yang memuat banyak karya sastra  para pengarang koleksi  HB Jassin, akhirnya berbagai kaum intelektual Indonesia yang lainpun   ikut tergugah. Ramai-ramailah mereka menyumbangkan buku, untuk menambah koleksi perpustakaan Sastra Indonesia ini.  Buku-buku koleksi profesor Dr. Damais beberapa rak, koleksi Haji Agus Salim, koleksi Mochtar Lubis yang terdiri dari surat kabar Indonesia Raya yang sudah dijilid dari tahun 1968 sampai 1974, koleksi Wiratmo Soekito dalam bentuk naskah kliping koran dan majalah,  koleksi  Dr. Boen Soemarjati, putri profesor Slamet Imam Santoso, sebanyak enam lemari besi.

Belum lagi beberapa dosen Universitas Indonesia seperti profesor Panuti Sudjiman dan doktor Sri Wulan Rujiati Mulyadi yang biasa memberikan mata kuliah filologi di Fakultas Sastra Universitas Indonesia, dan berbagai tokoh lain pecinta buku. Tulisan tangan WS Rendra saat membuat konsep puisinya,  tulisan tangan Chairil Anwar , Sutan Takdir Alisjahbana, Sitor Situmorang maupun naskah novel Ziarah Iwan Simatupang, bahkan  surat menyurat antar sesama sastrawan, semua teronggok di sana menunggu hancur kalau perawatan terabaikan karena masalah biaya.  Bayangkan apabila dokumentasi sastra terlengkap di Indonesia bahkan di dunia ini akhirnya lenyap begitu saja. Sungguh sayang sekali !

Makin hari; buku, makalah, dokumen penting sastra Indonesia makin membengkak. Koleksi bertambah terus kian hari, beriringan dengan berbagai peneliti mampir dan memanfaatkan gudang ilmu ini untuk skripsi dan disertasi mereka. Peneliti asing dari berbagai universitas di Malaysia, Australia, Jerman, Belanda, Amerika, juga tak terhitung banyaknya. Wartawan-wartawan Indonesia, para seniman handal, dosen dan mahasiswa paham betul akan sumber informasi kesusastraan mereka adanya di PDS HB Jassin.

Pak Jassin pernah bermimpi seperti ini saat ia masih hidup, œAndai di lantai satu gedung perpustaan Sastra Indonesia ini khusus memang untuk Sastra Indonesia dan berbagai daerah lain. Lantai dua untuk Sastra Asia. Lantai empat sastra Eropa. Semua terdiri dari sastra modern ataupun sastra lama - Sungguh ideal, indah, dan mulia cita-cita sastrawan hebat Indonesia ini. Benarkah semua terwujud?  Beliau meninggal 11 tahun silam. Keinginannya belum terealisasi. Sampai kini, bahkan jangkauan untuk menggolongkan bagian-bagian dari sastra itu bertempat di lantai yang berbeda, betul-betul jauh dari impian. Alangkah menyedihkannya gedung PDS HB Jassin. Tangga besi yang curam dan membuat orang harus ekstra hati-hati menata nafas dan melangkahkah kaki, ruang baca yang masih bersahaja, ditambah lagi ruang penyimpanan buku, dokumentasi yang muram dan dipenuhi map-map yang tak bersinar lagi.  Tempat yang kian sempit dan perawatan yang kurang maksimal tinggal menunggu maha karya yang ada di sana menjadi reyot pelan-pelan.

Saya tidak sanggup membayangkan betapa ˜ngilernya  para peneliti, mahasiswa yang haus karya sastra. Bayangkan, sampai saat ini terdapat sekitar 18 ribuan buku fiksi, 12 ribuan buku non fiksi, 507 buku referensi, 812 buku  naskah drama, 875 biografi pengarang, 16774 kliping, 517 makalah, skripsi dan disertasi sebanyak 630 judul,  732 kaset rekaman suara, 15 video kaset rekaman, juga 740 foto pengarang.  Data ini masih berubah dari hari ke hari dan semakin besar jumlah jenis koleksiannya.

Tahun lalu saya sempat mengundang Rizal Ramli mantan menteri ekonomi  beserta Afung istrinya, saat buku puisi œRadja Ketjil hasil karya saya dan berbagai teman lain diluncurkan di ruangan PDS HB Jassin. Saya tangkap keprihatinan dan keheranan Rizal Ramli saat menelusuri gang kecil menuju gedung PDS sebelum menaiki tangga curam. Banyak romel, ada gantungan jemuran pakaian dan handuk di pinggiran bawah tangga. Setelah masukpun ke ruangan yang bersahaja itu  ia tampak terkesima. Sedih memang!  Tapi saya tak lupa, Rizal Ramli mengagumi kekayaan PDS HB Jassin ini yang penuh berjubel karya Sastra Indonesia yang mencengangkan, bahkan karya Sastra Melayu Cina yang berasal dari tahun 1800-an masih tersimpan rapi di sana.

Negeri ini memang ironis. Di satu sisi menyulap gedung ratusan milyar dilengkapi kolam renang nun jauh di atap atas dan spa yang nyaman, terasa mudah sekali. Sementara menyisihkan kocek untuk sebuah penghalusan budi, memelihara maha karya sastra Indonesia yang luar biasa lengkapnya dalam sebuah gedung yang bersahaja,  bagai batu yang beratnya berton-ton rasanya untuk menjalankannya.  Saya bayangkan ibu-ibu yang biasa muncul  di majalah sosialita dengan tas Hermes warna-warni seharga satunya Rp 180 juta, sementara PDS HB Jassin akan tenggelam kehabisan nyawa karena hanya dilempar oleh pemda sebesar Rp50 juta! Saya teringat kembali kata-kata  HB Jassin, yang kebetulan dulu adalah pembimbing skripsi sarjana saya, œMenyia-nyiakan hasil karya kita berarti menyia-nyiakan kehidupan kita, sejarah kita, masa silam, masa sekarang, dan masa depan kita.. dokumentasi  sesungguhnya adalah alat untuk memperpanjang ingatan, memperdalam dan memperluasnya..

Akankah Fauzi Bowo beserta jajaran dinas  yang membidangi masalah ini akan  meninjau kembali SK nya?  Atau sudah merasa ˜nyaman  karena sebentar lagi toh akan muncul berkilo-kilo uang logam sebagai hasil pengumpulan sumbangan dari masyarakat yang sangat prihatin atas  merananya Pusat Dokumentasi Sastra HB Jassin ini?  Mari kita lihat bersama perkembangan cerita selanjutnya"

Kini, persoalan PDS HB Jassin telah menjadi sebuah gerakan "moral" menyelamatkan dunia sastra khususnya dan dunia literasi umumnya. Beberapa sastrawan dan pencinta sastra bahkan telah menggulirkan "Koin Sastra".

Jangan membatasi diri Anda sendiri dengan menolak untuk mempelajari rincian tentang Harga Jual Blackberry iPhone Laptop Murah. Semakin banyak Anda tahu, semakin mudah akan fokus pada apa yang penting.

No comments:

Post a Comment

Popular free ringtone search :
download free music ringtone, download free polyphonic, download free polyphonic ringtone, download free ringtone, download free ringtones, download mp3 ringtone, download ringtone, downloads music ringtone, free downloadable ringtone, free downloadable ringtones, free mobile ring tone, free mp3 ringtone, free mp3 ringtone download, free ring tones, free ringtone downloads, free ringtone maker, free ringtones downloads, free true tones, mobile phone ringtone, mobile ringtone, mp3 ringtone, ringtone downloads, ringtone maker, ringtones download, ringtones free, sample ringtones,t mobile free, ringtones, att free ringtone download, baby free ringtone download, best free ringtone download, carter free ringtone download, condom ringtone free download, crazy bitch free ringtone download, donald duck ringtone free download, free christian ringtone download, new free ringtone download