TOKYO, KOMPAS.com - Korea Utara memperpanjang serangan pesona diplomatiknya ke Jepang dengan mengatakan melalui media pemerintah bahwa pihaknya menyambut kesediaan Tokyo untuk melanjutkan pembicaraan langsung. Kantor berita resmi Pyongyang, Korean Central News Agency (KCNA) menyebutkan, komentar-komentar Menteri Luar Negeri Jepang, Seiji Maehara, pekan lalu, merupakan "langkah positif" terhadap perbaikan hubungan kedua negara, demikian dilaporkan Kantor berita Jepang, Kyodo. KCNA mengatakan pada laman jejaringnya bahwa komentar-komentar Maehara itu, yang diucapkan pada 4 Januari di Tokyo, "sesuai dengan gelombang waktu untuk meningkatkan perdamaian dan stabilitas di abad baru dan perkembangan hubungan antar negara". "Kami siap untuk bertemu dan berbicara dengan negara-negara yang ramah kepada kami," kata KCNA. "Jika pemerintah Jepang tergerak untuk memperbaiki hubungan, itu akan berkontribusi pada perdamaian dan pembangunan di Semenanjung Korea dan di Asia Timur Laut." Most of this information comes straight from the mobil keluarga ideal terbaik indonesia pros. Careful reading to the end virtually guarantees that you'll know what they know.
Hubungan bermusuhan yang telah berlangsung lama antara Jepang dan Korea Utara, negara komunis yang telah membuat kawasan cemas dengan uji coba nuklir dan rudalnya. Negara itu November lalu menewaskan empat orang dalam serangan artileri terhadap pulau perbatasan Korea Selatan. Namun demikian, dalam beberapa hari terakhir, Korea Utara telah mendesak perundingan-perundingan dengan Korea Selatan, satu tawaran yang telah mendapat sambutan skeptis beberapa pemimpin di Seoul dan Washington, yang menuntut Korea Utara bertindak sesuai kata dengan perbuatan. Departemen Luar Negeri AS, Senin, mengatakan, Korea Utara telah memasuki "pesona panggung "setahun setelah melakukan provokasi-provokasi, di mana ia juga disalahkan oleh forum multinasional terkait dengan tenggelamnya kapal perang Korea Selatan, yang menewaskan 46 orang. Maehara pekan lalu mengatakan kepada wartawan di Tokyo, "Kami ingin membuat lingkungan yang akan memungkinkan bagi kita untuk lebih memperkuat (upaya) untuk mengadakan dialog langsung tahun ini, dan bukan hanya dalam pengaturan multilateral." Saat berbicara lagi selama kunjungan ke Washington, Maehara mengatakan, dialog antara Korea Utara dan Korea Selatan harus dilanjutkan, tetapi menekankan bahwa Korea Utara harus terlebih dahulu mengambil "tindakan konkret" untuk meredakan ketegangan. Kyodo mengatakan, komentar KCNA, yang diterbitkan pada akhir pekan, tidak menyentuh isu-isu seperti penculikan Pyongyang atas warga Jepang tahun 1970-an dan 80-an, atau penjajahan Jepang atas Semenanjung Korea tahun 1910-1945.
Hubungan bermusuhan yang telah berlangsung lama antara Jepang dan Korea Utara, negara komunis yang telah membuat kawasan cemas dengan uji coba nuklir dan rudalnya. Negara itu November lalu menewaskan empat orang dalam serangan artileri terhadap pulau perbatasan Korea Selatan. Namun demikian, dalam beberapa hari terakhir, Korea Utara telah mendesak perundingan-perundingan dengan Korea Selatan, satu tawaran yang telah mendapat sambutan skeptis beberapa pemimpin di Seoul dan Washington, yang menuntut Korea Utara bertindak sesuai kata dengan perbuatan. Departemen Luar Negeri AS, Senin, mengatakan, Korea Utara telah memasuki "pesona panggung "setahun setelah melakukan provokasi-provokasi, di mana ia juga disalahkan oleh forum multinasional terkait dengan tenggelamnya kapal perang Korea Selatan, yang menewaskan 46 orang. Maehara pekan lalu mengatakan kepada wartawan di Tokyo, "Kami ingin membuat lingkungan yang akan memungkinkan bagi kita untuk lebih memperkuat (upaya) untuk mengadakan dialog langsung tahun ini, dan bukan hanya dalam pengaturan multilateral." Saat berbicara lagi selama kunjungan ke Washington, Maehara mengatakan, dialog antara Korea Utara dan Korea Selatan harus dilanjutkan, tetapi menekankan bahwa Korea Utara harus terlebih dahulu mengambil "tindakan konkret" untuk meredakan ketegangan. Kyodo mengatakan, komentar KCNA, yang diterbitkan pada akhir pekan, tidak menyentuh isu-isu seperti penculikan Pyongyang atas warga Jepang tahun 1970-an dan 80-an, atau penjajahan Jepang atas Semenanjung Korea tahun 1910-1945.
No comments:
Post a Comment