ENDE, KOMPAS.com - Kawasan Wewaria di Kabupaten Ende, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur dilanda banjir terparah tahun ini. Itu setelah sungai Loworea meluap hingga sekitar satu meter akibat hujan lebat yang mengguyur bagian hulu selamadua hari sejak Sabtu (5/2/2011),pekan lalu. Akibatnya, sebanyak 112 rumah wargadi 4 desa, yakni Wewaria, Fataatu, Welamosa, dan Nuangenda, Kecamatan Wewaria, Endeterendam banjir. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut. Dari 112 rumah yang terendam air, 9 rumah warga di antaranya rusak berat.Bahkan berdasarkan pendataan pihak Kecamatan Wewaria, ratusan ternak warga mati, terbanyak adalah babi 175 ekor, ayam 173 ekor,kambing 51 ekor, dan sapi 10 ekor. How can you put a limit on learning more? The next section may contain that one little bit of wisdom that changes everything.
Turut disapu banjir juga 577 pohon jambu mete dan kakao,83 pohon mahoni, dan 55 pohon kelapa. Selain itu kebun pisang 2,75 hektare (ha), ladang jagung 4 ha, padi sawah 107 ha, lalu karung padi 4,36 ton dan beras sekitar 1 ton milik warga terendam banjir. Daerah ini tiap tahun antara bulan Januari-Februari memang menjadi langganan banjir. Tapi bencana kali ini yang paling besar dalam 17 tahun terakhir. "Banjir di daerah itu biasanya paling tinggi 20-an cm saja. Sedangkan kali ini sampai satu meter,"kataCamat Wewaria, Kosmas Ketu Kiri. Banjir sejak Sabtu malam itu berangsur-angsur surut pada Minggu (6/2/2011) sekitar pukul 14.00. Sementara, sampai Senin pukul16.00, cuaca di lokasi kejadian masih gelap, juga hujan. Air pun masih kerap datang walau baru sebatas mata kaki, yang menandakan di bagian hulu masih hujan.
Turut disapu banjir juga 577 pohon jambu mete dan kakao,83 pohon mahoni, dan 55 pohon kelapa. Selain itu kebun pisang 2,75 hektare (ha), ladang jagung 4 ha, padi sawah 107 ha, lalu karung padi 4,36 ton dan beras sekitar 1 ton milik warga terendam banjir. Daerah ini tiap tahun antara bulan Januari-Februari memang menjadi langganan banjir. Tapi bencana kali ini yang paling besar dalam 17 tahun terakhir. "Banjir di daerah itu biasanya paling tinggi 20-an cm saja. Sedangkan kali ini sampai satu meter,"kataCamat Wewaria, Kosmas Ketu Kiri. Banjir sejak Sabtu malam itu berangsur-angsur surut pada Minggu (6/2/2011) sekitar pukul 14.00. Sementara, sampai Senin pukul16.00, cuaca di lokasi kejadian masih gelap, juga hujan. Air pun masih kerap datang walau baru sebatas mata kaki, yang menandakan di bagian hulu masih hujan.
No comments:
Post a Comment