, maka Anda harus melihat pada informasi berikut. Artikel ini mencerahkan menyajikan beberapa berita terbaru tentang masalah
.
Titipkan Sehimpun Bintang di Hatiku Adalah gemintang yang menyembulkan serbuk sari nanwangi. Dan rembulan tak pernah pandang bulu menyapu kelambu berdebu. Tapi kini, keduanya hanyalah lipatan angan tentang keelokan bumi sarat duka. Getir melinangi gaduh di lesunglesung mata. Tak lagi peduli pada kawan sebangsa. Gemar mengolokolok desir yang mendengkur di ubun-ubun hari. Tanah airku, tanah luka. Tuhan, titipkan serumpun bintang di hatiku. Guna menyinari jalan kelam pekat yang hingga kini menuntun cermin hati anakanak negeri. 2011. Puing-Puing Duka : Lapindo Sebagaimana diriku, sanak lainnya rapuh berlumuran lusuh Terkulai dalam puing-puing dukaTak kuasa, tak jua henti 2011. Sajak Protes dari Yogyakarta Juwita "Masihkah kau berbohong untuk sebungkus nasi". Jihan "Kau selalu begitu, di perempatan itu, lagu-lagu tak pernah usai kaunyanyikan". Hadi "Sampai kapan tunggang langgang dari kejaran Satpol PP". Nurman "Sampai kapan Becak itu kaukayuh". Asiah "Masihkah punggungmu kuat memanggul barang daganganmu". Jejen "Perlukah kau mencuri, hanya untuk meredakan tangis anakmu yang kelaparan". Siti Rupiah "Bagaimana kabar anak-anakmu yang jatuh sakit itu". Anda dapat melihat bahwa ada nilai praktis dalam mempelajari lebih banyak tentang
. Dapatkah Anda memikirkan cara-cara untuk menerapkan apa yang telah dibahas sejauh ini?
Di pagi hari kuronce mawar merah yang BERTULISKAN "Bahwa nanti banjir tak lagi oleh hujan Tapi air mata darah orangorang yang terpinggirkan". 2010 Sajak Palsu di Negeri yang Haru Semua orang menjadi Jaksa Siapa lagi Pengayom warga Semua orang menjadi Pengacara Siapa lagi yang tak bersalah masuk penjara Semua orang korupsi Siapa lagi yang menjadi kyai Semua menjadi Pesulap Siapa tega negeri ini dihuni banyak orang pura-pura Jika kecil sudah tenar, tanpa sadar karena tanam paksa Bagaimana besar nantinya, terlalu berat menanggung nama Semua orang menjadi Politikus Siapa lagi menjadi Kritikus Semua orang menjadi Artis Siapa lagi menjadi Pelukis Semua orang menjadi Konsumen Siapa lagi menjadi Produsen Semua orang menjadi Dukun Siapa lagi pembeli mantra Semua menjadi Pencuri Siapa lagi yang jadi Gurungaji Semua menjadi pengobral janji Siapa lagi jadi muadzin dari zuhur sampai subuh berganti. Semua menjadi Dokter umum-ahli Bagaimana obat-obat diusaha-mafiakan Kalau dari SD sampai Perguruan Tinggi habis menelan biaya Kenapa cari kerja juga makan banyak biaya Muda poya-poya dan penyulut huru-hara Siapa bilang mati masuk Surga Semua orang Desa pergi ke Kota Siapa lagi penghuni Desa Jika orang Kota pergi ke Desa Kenapa mesti ke Desa Bukankah dari kota sudah terbiasaMenghisab penghasilan orang DesaSemua menjadi tukang parkir Siapa lagi yang markir Semua menjadi Satpol PP Masih adakah rumah kumuh di tepi Kali yang tersisa Semua jadi Polisi Siapa lagi yang memompa dompet mereka Semua menjadi Tentara Darat dan UdaraSiapa lagi yang menumpang bis tak pakai biaya Semua membangun pertokoan bertingkat-tingkat Tanah dan rumah siapa lagi yang bakal minggat Semua tak lagi gemar bersepeda Masihkah ada udara bersih di sekitar kita Jika listrik selalu padam Negeriku gelap tak bernyawa Harga sembako melonjak tinggi Hidup segan mati tak mau Gaji Guru jarang dibayar tepat waktu Anak-bini, mertua dan menantu mencakmencak Buruh murah dipertahankan Siapa lagi yang menjadi bos-bos dadakanNelayan tak lagi melaut Siapa lagi yang mendatangkan ikan Semua pupuk untuk Petani dimahalkan Siapa lagi penyedia padi bagi perut-perut yang lapar Pemerintah marah rakyat aksidemonstrasi Siapa lagi yang memiliki negeri ini Rakyat mensubsidi antar mereka sendiri Kenapa mesti dibentuk sebuah negara Negara berhutang kepada rakyatnya Rakyat berhutang kepada siapa Jika bernegara hanya sia-sia saja Ada orang yang berkata; lebih baik bubar saja Berbangsa bukan lagi rahasia Kenapa negara hanya diperuntukkan pada orangorang tertentu saja Semua orang berperilaku layaknya patung bertopengDi setiap jalan raya dan pembatas Desa Siapa akhirnya manusia yang sebenarnya Kalau hidup segan mati tak mau Katakan saja, tukang gali kubur masih tersisa Semua orang di negeri ini adalah manusia Kenapa menu makannya juga manusiaKalau begini jadinya Kapan makmur, maju dan sentosanya Kalau begini seterusnya, Mungkin benar ujar oranggila yang tak bernamaSurga lewat, Neraka pasti ketemu. 2010 Serasa Terbentang di Hadapanku Telagorajo yang Dikelilingi Bidadari Aku tak perlu tahu namamu.Sejatinya gema suaramu telah lebih dulu menggali rindu di dadaku yang paling dalam.Lagu yang kaudendangkan demikian indah. Hingga tibatiba serasa terbentang di hadapanku telagorajo yang dikelilingi bidadari. Mereka menarinari, bersanggul melodi purnama, dan dipayungi kemolekan langit biru. Bunga mawar yang memagari kali menyembulkan wewangian sukma. Saat turun hujan di malam hari, tibatiba bayanganmu mengembara di hatiku. Bila kau masih di telagorajo, aku akan menemuimu. Ket: Telagorajo = salah satu bagian dari situs candi Muara Jambi. 2011.
. Dapatkah Anda memikirkan cara-cara untuk menerapkan apa yang telah dibahas sejauh ini?
Di pagi hari kuronce mawar merah yang BERTULISKAN "Bahwa nanti banjir tak lagi oleh hujan Tapi air mata darah orangorang yang terpinggirkan". 2010 Sajak Palsu di Negeri yang Haru Semua orang menjadi Jaksa Siapa lagi Pengayom warga Semua orang menjadi Pengacara Siapa lagi yang tak bersalah masuk penjara Semua orang korupsi Siapa lagi yang menjadi kyai Semua menjadi Pesulap Siapa tega negeri ini dihuni banyak orang pura-pura Jika kecil sudah tenar, tanpa sadar karena tanam paksa Bagaimana besar nantinya, terlalu berat menanggung nama Semua orang menjadi Politikus Siapa lagi menjadi Kritikus Semua orang menjadi Artis Siapa lagi menjadi Pelukis Semua orang menjadi Konsumen Siapa lagi menjadi Produsen Semua orang menjadi Dukun Siapa lagi pembeli mantra Semua menjadi Pencuri Siapa lagi yang jadi Gurungaji Semua menjadi pengobral janji Siapa lagi jadi muadzin dari zuhur sampai subuh berganti. Semua menjadi Dokter umum-ahli Bagaimana obat-obat diusaha-mafiakan Kalau dari SD sampai Perguruan Tinggi habis menelan biaya Kenapa cari kerja juga makan banyak biaya Muda poya-poya dan penyulut huru-hara Siapa bilang mati masuk Surga Semua orang Desa pergi ke Kota Siapa lagi penghuni Desa Jika orang Kota pergi ke Desa Kenapa mesti ke Desa Bukankah dari kota sudah terbiasaMenghisab penghasilan orang DesaSemua menjadi tukang parkir Siapa lagi yang markir Semua menjadi Satpol PP Masih adakah rumah kumuh di tepi Kali yang tersisa Semua jadi Polisi Siapa lagi yang memompa dompet mereka Semua menjadi Tentara Darat dan UdaraSiapa lagi yang menumpang bis tak pakai biaya Semua membangun pertokoan bertingkat-tingkat Tanah dan rumah siapa lagi yang bakal minggat Semua tak lagi gemar bersepeda Masihkah ada udara bersih di sekitar kita Jika listrik selalu padam Negeriku gelap tak bernyawa Harga sembako melonjak tinggi Hidup segan mati tak mau Gaji Guru jarang dibayar tepat waktu Anak-bini, mertua dan menantu mencakmencak Buruh murah dipertahankan Siapa lagi yang menjadi bos-bos dadakanNelayan tak lagi melaut Siapa lagi yang mendatangkan ikan Semua pupuk untuk Petani dimahalkan Siapa lagi penyedia padi bagi perut-perut yang lapar Pemerintah marah rakyat aksidemonstrasi Siapa lagi yang memiliki negeri ini Rakyat mensubsidi antar mereka sendiri Kenapa mesti dibentuk sebuah negara Negara berhutang kepada rakyatnya Rakyat berhutang kepada siapa Jika bernegara hanya sia-sia saja Ada orang yang berkata; lebih baik bubar saja Berbangsa bukan lagi rahasia Kenapa negara hanya diperuntukkan pada orangorang tertentu saja Semua orang berperilaku layaknya patung bertopengDi setiap jalan raya dan pembatas Desa Siapa akhirnya manusia yang sebenarnya Kalau hidup segan mati tak mau Katakan saja, tukang gali kubur masih tersisa Semua orang di negeri ini adalah manusia Kenapa menu makannya juga manusiaKalau begini jadinya Kapan makmur, maju dan sentosanya Kalau begini seterusnya, Mungkin benar ujar oranggila yang tak bernamaSurga lewat, Neraka pasti ketemu. 2010 Serasa Terbentang di Hadapanku Telagorajo yang Dikelilingi Bidadari Aku tak perlu tahu namamu.Sejatinya gema suaramu telah lebih dulu menggali rindu di dadaku yang paling dalam.Lagu yang kaudendangkan demikian indah. Hingga tibatiba serasa terbentang di hadapanku telagorajo yang dikelilingi bidadari. Mereka menarinari, bersanggul melodi purnama, dan dipayungi kemolekan langit biru. Bunga mawar yang memagari kali menyembulkan wewangian sukma. Saat turun hujan di malam hari, tibatiba bayanganmu mengembara di hatiku. Bila kau masih di telagorajo, aku akan menemuimu. Ket: Telagorajo = salah satu bagian dari situs candi Muara Jambi. 2011.
No comments:
Post a Comment