, apa yang terlintas dalam pikiran adalah biasanya informasi dasar yang tidak terlalu menarik atau bermanfaat. Tapi ada lebih banyak untuk
dari sekadar dasar.
JAKARTA, KOMPAS.com- Hari ini, Kamis (22/9/2011), Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi yang terletak di Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan ramai pengunjuk rasa. Seolah tak ada habisnya, sejak pagi hingga berita ini diturunkan, para pengunjuk rasa dari beragam elemen menyampaikan orasi-orasinya di depan pagar kantor. Berdasarkan pengamatan Kompas.com, kelompok pengunjurasa yang pertama menggelar aksi menamakan diri Laskar Antikorupsi Pejuang (Laki Pejuang). Puluhan masa Laki Pejuang yang mengenakan pakaian dominan putih itu mendeklarasikan diri sebagai "Anak Bangsa yang Antikorupsi". Mereka mendirikan panggung berukuran sedang yang lengkap dengan peralatan pengeras suara layaknya pertunjukan musik di depan Gedung KPK. Orasi-orasi mereka diselingi nyanyian-nyanyian yang isinya meminta Presiden Susilo Bambang Yudhoyono turun jabatan. Mereka juga terdengar mendukung Habieb Rizieq sebagai pengganti Yudhoyono. Setelah Laki Pejuang usai menggelar aksi, datang puluhan pengunjuk rasa lainnya yang menamakan diri Aliansi Mahasiswa dan Pemuda Tangkap Mafia Pajak. Mereka menuntut KPK segera menangkap Wakil Presiden Boediono dan mantan Menteri Keuangan Sri Mulyani terkait kasus bailout Century. "Atas keterlibatan mereka dalam pembuatan kebijakan yang merugikan negara," tulis selebaran yang mereka bagikan. Pikirkan tentang apa yang telah Anda baca sejauh ini. Apakah itu memperkuat apa yang sudah Anda ketahui tentang
? Atau ada sesuatu yang sama sekali baru? Bagaimana dengan paragraf yang tersisa?
Seolah tak ada habisnya, aksi mahasiswa dan pemuda itu digantikan Front Aksi Mahasiswa Banten yang menuntut KPK memproses Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah terkait dugaan penyimpangan penggunaan dana APBD Banten melalui program hibah. "Front Aksi Mahasiswa mendesak KPK berani menangkap para mafia hibah provinsi Banten," ucap salah seorang pengunjuk rasa. Mereka tampak mengusung poster bergambar wajah Ratu Atut yang mengenakan kerudung oranye. Aksi puluhan orang yang mengatasnamakan mahasiwa itu berlangsung di tengah pemeriksaan Ketua Umum DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum. Saat Anas meninggalkan gedung KPK, salah seorang pengunjuk rasa yang tidak diketahui asal elemennya berteriak "Maling... maling...." Setelah Anas pergi, para pengunjukrasa melempar beberapa butir telur busuk ke dalam pagar Gedung KPK. Saat akan ditertibkan petugas Kepolisian, para pelempar telur busuk itu lari ke tengah jalan sehingga membuat arus lalu lintas terhambat. Entah apa penyebabnya, sejumlah petugas Kepolisian tampak mengejar massa yang berlarian ke tengah jalan. "Tadi kita mau tangkap provokator yang lempar telur, tapi malah semuanya lari ke jalan," kata seorang petugas Kepolisian. Selang beberapa menit, petugas Kepolisian berhasil memukul mundur para pengunjuk rasa itu. Namun, baru saja gedung KPK terbebas dari aksi pendemo, datang puluhan orang yang mengatasnamakan Front Pembela Nazaruddin. Lagi-lagi mereka berteriak-teriak menuntut penuntasan kasus Nazaruddin. "Nazaruddin harus menyebutkan siapa-siapa saja di balik kasusnya," ucap salah satu dari mereka.
? Atau ada sesuatu yang sama sekali baru? Bagaimana dengan paragraf yang tersisa?
Seolah tak ada habisnya, aksi mahasiswa dan pemuda itu digantikan Front Aksi Mahasiswa Banten yang menuntut KPK memproses Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah terkait dugaan penyimpangan penggunaan dana APBD Banten melalui program hibah. "Front Aksi Mahasiswa mendesak KPK berani menangkap para mafia hibah provinsi Banten," ucap salah seorang pengunjuk rasa. Mereka tampak mengusung poster bergambar wajah Ratu Atut yang mengenakan kerudung oranye. Aksi puluhan orang yang mengatasnamakan mahasiwa itu berlangsung di tengah pemeriksaan Ketua Umum DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum. Saat Anas meninggalkan gedung KPK, salah seorang pengunjuk rasa yang tidak diketahui asal elemennya berteriak "Maling... maling...." Setelah Anas pergi, para pengunjukrasa melempar beberapa butir telur busuk ke dalam pagar Gedung KPK. Saat akan ditertibkan petugas Kepolisian, para pelempar telur busuk itu lari ke tengah jalan sehingga membuat arus lalu lintas terhambat. Entah apa penyebabnya, sejumlah petugas Kepolisian tampak mengejar massa yang berlarian ke tengah jalan. "Tadi kita mau tangkap provokator yang lempar telur, tapi malah semuanya lari ke jalan," kata seorang petugas Kepolisian. Selang beberapa menit, petugas Kepolisian berhasil memukul mundur para pengunjuk rasa itu. Namun, baru saja gedung KPK terbebas dari aksi pendemo, datang puluhan orang yang mengatasnamakan Front Pembela Nazaruddin. Lagi-lagi mereka berteriak-teriak menuntut penuntasan kasus Nazaruddin. "Nazaruddin harus menyebutkan siapa-siapa saja di balik kasusnya," ucap salah satu dari mereka.
.
No comments:
Post a Comment